Hacker WFT Dibekuk: Kronologi Aksi, Jejak di Dark Web, dan Fakta Mengejutkan
Awal Kasus: Aksi Peretasan yang Gagal Berujung Pemerasan
Kasus ini mencuat pada Februari 2025, ketika akun X bernama @bjorkanesiaa mempublikasikan tampilan database milik salah satu bank swasta.
Tak berhenti di situ, pemilik akun bahkan mengirim pesan langsung ke pihak bank dan mengklaim telah meretas 4,9 juta data nasabah.
Menurut Kasubdit IV Direktorat Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, motif utama aksi ini adalah pemerasan. Namun, rencana tersebut gagal setelah pihak bank memilih melaporkan insiden ke kepolisian pada 17 April 2025.
Jejak Digital di Dark Forum
Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa pelaku dengan inisial WFT aktif di dunia maya sejak lama. Ia kerap berganti identitas digital dengan nama samaran seperti Bjorka, SkyWave, Shinyhunter, hingga Opposite 6890.
Wakil Direktur Reserse Siber, AKBP Fian Yunus, menjelaskan bahwa sejak 2020 WFT telah menjelajahi dark web untuk memperjualbelikan data pribadi, mulai dari nasabah perbankan hingga perusahaan swasta. Aktivitasnya juga merambah ke platform populer seperti Facebook, TikTok, dan Instagram, dengan transaksi dilakukan melalui mata uang kripto.
Sosok di Balik Layar: Bukan Lulusan IT
Di balik citra menyeramkan sebagai hacker, fakta lain terungkap mengenai sosok WFT. Polisi memastikan bahwa ia bukan seorang profesional lulusan teknologi informasi. Justru, WFT diketahui tidak lulus dari SMK dan hanya belajar teknologi secara otodidak melalui komunitas online.
Temuan ini menyoroti bahwa ancaman dunia siber tidak selalu datang dari pakar teknologi, melainkan juga dari individu yang belajar mandiri dan memanfaatkan celah digital untuk kepentingan pribadi.






