Banjir Aceh Memasuki Fase Kritis: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Sungai Picu Genangan Meluas
ong39 – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam beberapa hari terakhir memasuki fase yang semakin serius. Hujan yang turun hampir tanpa jeda membuat permukaan sungai cepat naik dan meluap ke pemukiman warga. Sejumlah kecamatan di Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Lhokseumawe, dan beberapa wilayah pantai timur mulai merasakan dampaknya sejak akhir pekan lalu.
Hujan Deras Picu Sungai Meluap
Pola hujan yang turun dengan intensitas tinggi sejak sore hingga malam hari menjadi pemicu utama banjir kali ini. Di beberapa titik, sungai yang biasanya aman kini tak mampu menahan volume air. Luapan tersebut menyebar ke jalan-jalan, lahan pertanian, hingga rumah-rumah warga yang berada di dataran rendah.
Warga menyebutkan bahwa debit air naik jauh lebih cepat dibanding musim hujan tahun sebelumnya. Dalam beberapa kasus, genangan muncul dalam hitungan menit setelah hujan mencapai puncaknya.
Warga Mulai Mengungsi ke Tempat Aman
Di sejumlah desa, genangan air mulai masuk ke dalam rumah. Warga yang tinggal di daerah bantaran sungai menjadi kelompok pertama yang harus dievakuasi. Beberapa balai desa, meunasah, dan gedung sekolah sementara difungsikan sebagai lokasi pengungsian.
Para relawan lokal ikut membantu membawa anak-anak dan orang tua ke titik aman. Beberapa keluarga memilih bertahan sambil memindahkan barang-barang penting ke tempat yang lebih tinggi, namun tetap siaga jika sewaktu-waktu situasi memburuk.
Akses Jalan Terganggu dan Aktivitas Harian Tersendat
Selain merendam rumah, banjir juga membuat sejumlah jalan penghubung antardesa tidak bisa dilalui. Kendaraan hanya bisa melewati jalur tertentu yang masih aman, sementara sebagian jalan lain harus ditutup karena arus air cukup kuat.
Warga yang bekerja di pusat kota terpaksa menunda aktivitas, dan sebagian pelajar diliburkan karena sekolah mereka tergenang.
Pertanian Terancam Rugi
Lahan-lahan pertanian ikut terdampak, terutama sawah yang baru saja memasuki masa tanam. Air yang menggenang terlalu lama berisiko membuat tanaman rusak. Petani mengaku khawatir karena banjir datang lebih cepat dari perkiraan mereka.
Beberapa tambak ikan di wilayah pesisir juga dilaporkan tergenang air keruh sehingga berpotensi menyebabkan kerugian bagi pembudidaya.
Upaya Penanganan di Lapangan
Tim gabungan dari BPBA, BPBD kabupaten/kota, relawan, serta aparat desa mulai mendistribusikan bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, dan perlengkapan logistik. Alat berat diturunkan di lokasi tertentu untuk membantu membuka akses jalan yang tertutup material.
Pemerintah daerah mengimbau warga tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal tidak jauh dari sungai atau daerah cekungan. Intensitas hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan, sehingga potensi banjir susulan masih mungkin terjadi.






