Home / ONG39 / Topan Maring Terjang Filipina: Puluhan Tewas, Ribuan Warga Kehilangan Tempat Tinggal

Topan Maring Terjang Filipina: Puluhan Tewas, Ribuan Warga Kehilangan Tempat Tinggal

Topan Dahsyat Terjang Filipina, 53 Tewas dan Ribuan Warga Mengungsi

Manila — Topan Maring yang melanda Filipina sejak Jumat, 10 Oktober 2025, menimbulkan kerusakan besar di sejumlah provinsi seperti Ilocos, Cagayan Valley, dan Cordillera. Hujan deras disertai angin kencang menumbangkan pepohonan, memutus jaringan listrik, dan menghancurkan lebih dari 2.000 rumah warga. Sedikitnya 53 orang dilaporkan tewas, sementara ratusan lainnya masih hilang.


Kota yang Lumpuh dalam Semalam

Di provinsi Ilocos Norte, sungai yang biasanya tenang tiba-tiba meluap pada dini hari, menyapu rumah-rumah di tepi bantaran. Jalan raya berubah menjadi arus deras penuh lumpur, dan warga berlarian mencari tempat tinggi untuk berlindung.
“Semua terjadi begitu cepat. Dalam lima menit, air sudah setinggi dada,” kata Teresita Ramos (62 tahun), seorang warga yang berhasil diselamatkan oleh tim SAR lokal. Ia kehilangan rumah dan toko kecilnya yang hanyut terbawa arus.

Di kota tetangga, La Union, sekolah-sekolah berubah menjadi tempat pengungsian darurat. Anak-anak duduk di lantai beralas kardus, sementara para ibu memasak nasi dan sarden di dapur umum.


Cerita Para Korban yang Bertahan

Ramon Dela Cruz (45 tahun), seorang nelayan, mengaku kehilangan dua perahunya yang hancur diterjang gelombang besar di pesisir Cagayan. “Itu sumber penghidupan saya satu-satunya. Sekarang saya hanya bisa menunggu bantuan datang,” ujarnya lirih.

Sementara itu, Gloria Santos (70 tahun) menolak meninggalkan rumahnya meski sudah diperingatkan untuk evakuasi. Ia akhirnya ditemukan selamat di atap rumah setelah dua hari terjebak tanpa makanan. “Saya hanya berdoa dan berharap ada yang datang,” tuturnya, berlinang air mata.


Penyebab dan Dampak Bencana

Menurut Pusat Meteorologi Nasional Filipina, topan Maring terbentuk dari tekanan udara rendah di Samudra Pasifik dan memperkuat diri menjadi badai kategori 4 saat mendekati Luzon.
Curah hujan ekstrem mencapai 350 milimeter dalam 24 jam, menjadikannya salah satu badai paling intens dalam satu dekade terakhir.

Ahli klimatologi Dr. Ernesto Ledesma menjelaskan bahwa perubahan iklim memperparah intensitas badai di wilayah Asia Tenggara. “Laut yang makin hangat memberi bahan bakar lebih banyak bagi badai tropis. Hasilnya, hujan lebih ekstrem dan banjir lebih luas,” ujarnya.


Upaya Penyelamatan dan Pemulihan

Pemerintah Filipina telah mengerahkan lebih dari 5.000 tentara dan relawan untuk membantu proses evakuasi dan distribusi logistik. Helikopter militer membawa paket makanan dan air bersih ke daerah pegunungan yang terisolasi.
Presiden Liza Robredo mengumumkan keadaan darurat nasional dan menjanjikan bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.

Namun, menurut organisasi kemanusiaan lokal, akses menuju daerah terdampak parah masih sulit akibat longsor dan jembatan runtuh. Banyak warga yang terpaksa bertahan di atap rumah, menunggu bantuan selama berhari-hari.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *